Nasib tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Jawa Tengah, Satinah Binti
Jumadi sedang di ujung tanduk. Pasalnya, 3 April mendatang, Satinah
terancam eksekusi pancung di Arab Saudi akibat pembunuhan dan pencurian
terhadap majikannya.
Pemerintah Indonesia juga telah berusaha untuk membayar diyat
atau uang ganti rugi sebesar 4 juta riyal untuk membebaskan Satinah dari
hukuman mati. Namun sayang, pihak keluarga korban meminta uang diyat
sebesar 7 juta riyal. (Sumber)
Santinah adalah orang kedua yang akan dieksekusi hukum pancung di Arab Selama pemerintahan SBY. Berikut Permintaan beberapa oraganisasi untuk meminta SBY membebaskan Hukum Pancung ini:
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koalisi organisasi
non politik (Ornop) bersama dengan buruh migran mendesak Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) untuk membebaskan Satinah seorang Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang terancam hukuman pancung di Arab Saudi. Eksekusi hukuman pancung akan dilaksanakan pada Kamis (3/4) nanti.
Jika tidak ada upaya dari
pemerintah maka, Satinah menjadi TKI kedua yang dieksekusi setelah
Ruyati pada tahun 2011 di masa pemerintahan SBY.
Melihat kondisi tersebut sejumlah aktivis perempuan di antaranya
Tumbu Saraswati (Komisioner Komnas Perempuan), Nelson (Lembaga Bantuan
Hukum Jakarta), Iweng (ATKI), dan Wahyu Susilo (Migrant Care)nasib
Satinah menyatakan sikap mendesak Presiden SBY serta jajarannya untuk
berupaya menyelamatkan Satinah dari hukuman pancung dengan melakukan
perundingan diplomatik. Selain itu
mengajak semua pihak untuk ambil peran dalam upaya pembebasan Satinah,
serta meminta kepada pemerintah untuk merevisi Undang Undang Nomor 39
Tahun 2004 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Hal ini disampaikan dalam keterangan pers yang digelar bersama Komisi
Nasional Perempuan (Komnas Perempuan) dengan sejumlah lembaga di
antaranya Migrant Care, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Gabungan
Serikat Buruh Indenpenden, Komite Aksi Perempuan serta lembaga lain di
ruang Komnas Perempuan Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu
(23/3).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja Sumber: (satuharapan.com)
Melalui post ini saya mengajak semua warna negara Indonesia satu suara untuk membebaskan Satinah karena ini bukan masalah nama baik Satinah ataupun Keluarga Satinah tetapi nama baik bangsa Indonesia. Mari peduli bangsa Indonesia. Kita berdoa supaya pemerintahan Indonesia tidak memikirkan untung ruginya tetapi nama baik Indonesia terumata NYAWA Satinah.