Alkitab tidak pernah melarang orang untuk bekerja, baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak ada ayat melarang untuk bekerja. Kecuali pada hari hari sabat. Sebab Allah sudah memberi enam hari untuk bekerja. Satu ayat yang diajarkan oleh Rasul Paulus adalah "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".2 Tesalonika 3:10. Paulus menegaskan hanya orang yang bekerja boleh makan.
Rasul Paulus memberi teladan yang baik kepada orang-orang yang dia layani pada saat itu, Paulus ada seorang pembuat tenda. Untuk menyokong pelayanan saat itu ia membuat tenda dan menjualnya. Paulus tidak mau membebai orang-orang yang dia layani, karena dia bekerja, disampaing Rasul Paulus sudah belajar mencukupkan diri dalam segala hal.
Berkerja Rohani atau Duniawi?
Saya akan pakai istilal Dua Dimensi. Saya meminjam
istilah “dua dimensi” untuk mempermudah penjelasan saya. Dua dimensi saya pakai
untuk dimensi rohani dan dimensi duniawi. Sebenar kita perlu ketahui bahwa kita memiliki dua dimensi tersebut. Anda bisa bekerja dalam dua dimensi tersebut.
Anda bisa melakukan pekerjaan yang sifatnya sekuler atau duniwai, tetapi
sekaligus melakukannya dalam dimensi roh.
Kolose 3:23: “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan manusia”.
Jadi yang membuat rohani atau duniwai adalah “MOTIVASI”.
Selanjutnya
adalah apakah pelayanan itu selalu rohani? Bisa iya, bisa juga tidak. Dalam
Roma 14: 23 tertulis “……….dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman adalah
dosa”. Konteks adalah ini adalah makanan. Rasul Paulus sedang menegaskan yang
utama bukan makanan najis atau tidak, sebab kerejaan Allah bukan masalah makan
dan minum tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus.
(Ayat 17). Kebanaran, damai sejahtera dan suka cita oleh Roh Kudus adalah dasar
melayani Kristus yang berkenan kepada Allah. (ayat 18). Pada ayat 23 Paulus
menegaskan tentang dasar perbuatan adalah Iman. Jadi yang membuat pelayanan
gerejawi menjadi rohani adalah pelayanan berdasarkan iman, diluar iman adalah dosa,
bukan hanya duniawi.
Dari pejelasan diatas kita mendapat kesimpulan bahwa
bekerja di sekuler dan pelayanan
gerejawi harus dilakukan untuk Tuhan berdasarkan IMAN. Bukan hanya ketika
pelayanan gerejawi saja, termasuk ketika bekerja disekuler. Sekarang sudah jelas pengeseran istilah
tersebut, pertanyaan berikutnya apakah pekerjaan yang sekuler atau pekerjaan
rohani? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan belajar Hamba dan Tuhan. (Sumber: Sekeler Versus Rohani