Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

KeAllahan Yesus Kristus

Hidup di zaman Yesus, akan lebih mudah menerima bahwa Yesus adalah manusia biasa, karena mereka hidup bersama-sama hampir setiap hari. KeAllahan Yesus mulai terlihat ketika mulai melakukan misiNya didunia ini. 



Bukti KeAllahan Yesus.

1. Yesus memuliki Sifat Allah.
Yesus memiliki sifat kekal, MahaKudus, MahaKasih, MahaKuasa dan Kebenaran. Buktinya keMahakusanya adalam kitab Yohanes adalah sebagai berikut: 


Allah adalah Mahakuasa, Yesus juga Mahakuasa. Nikodemus seorang pemuka Yahudi juga mengakui bahwa Yesus Mahakuasa. (Yohanes 3:2). Yesus juga mengatkan kepada Yohanes bawah Ia adalah Mahakuasa. (Wahyu 1:8,19). Yohanes mencatat tujuh muzijat Yesus dalam Injil Yohanes.
a.          Air menjadi anggur  (2:1-10)
Mujizat ini menunjukan bahwa kuasa Yesus tidak dibatasi oleh kwalitas, Yesus sanggup membuat air jadi anggur. Anggur yang dijadikan oleh Yesus kwalitasnya jauh lebih baik dari pada kwalitas yang pertama disediakan oleh tuan rumah. Tradisi orang Yahudi selalu mengeluarkan anggur terbaik terlebih dahulu, sesudah itu kwalitasnya menurun, hanya pesta di Kana, anggur terakhir lebih baik kwalitasnya dari pertama disuguhkan.
b.         Yesus Menyembuhkan Anak Pegawai Istana (4:46-53)
Mujizat ini menunjukkan bawha kuasa Yesus tidak dibatasi dengan jarak. Yesus tidak datang kerumah pegawai istana, Yesus hanya berkata: “Pergilah, anakmu hidup”. Hanya dengan perkataan saja, anak pegawai istana tersebut sembuh total.
c.  Yesus Menyembukan orang yang lumpuh selama 38tahun. (5:1-15)
Mujizat ini menunjukan bahwa kuasa Yesus tidak terbatas dengan waktu. Orang lumpuh tersebut sudah lumpuh selama 38 tahun dan sudah lama menanti guncangan air di kolam Betesda. Yesus hanya menyembuhkan dia hanya dalam sekejap.  Mujizat ini menjukan bawah Yesus Mahakuasa dan Kuasanya tidak dibatasi dengan waktu.
c.          Yesus memberi lima ribu orang laki-laki makan dengan lima roti dan dua ikan.( 6:1-14)
Mujizat ini menunjukkan kuasa Yesus tidak dibatasi dengan kwantitas. Hanya dengan lima roti dan dua ikan, lima ribu orang makan dan sisanya dua belas bakul. Menurut akal manusia hal ini sangat mustahil, tetapi karena Yesus Mahakuasa, tiada yang mustahil bagiNya.
d.         Yesus berjalan diatas air (6:16-21)
Mujizat ini menunjukan bahwa kuasa Yesus tidak dibatasi hukum alam. Berdasarkan hukum alam, benda yang memilik massa lebih besar dari air, akan tenggelam dalam air. Secara hukum alam Yesus tidak mungkin bisa berjalan diatas air, tetapi karena  Yesus Mahakuasa, maka kuasaNya tidak bisa dibatasi hukum alam, dan hukum alam tunduk pada kuasa Yesus.
e.          Yesus Menyembuhkan orang buta. (9:1-9)
Mujizat ini sangat unik, Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya dengan tanah, kemudian memerintahkannya untuk membasuh diri ke kolam Siloam. Sesudah orang itu membasuh diri, maka dia mengalami kesembuhan. Mujizat ini menunjukan Kuasa Yesus tidak dibatasi dengan nasib, nasib orang buta tersebut akan buta selamanya, tetapi ketika bertemu dengan Yesus, Yesus menyembuhkan dengan cara yang unik.
f.     Lazarus di Bangkitkan  (11:1-45)
Lazarus bangkit adalah peristiwa pertama kebangkitan orang mati setelah empat hari. Menurut tradisi orang Yunani pada saat itu,  orang yang mati tiga hari masih bisa bangkit. Ketika Yesus merima kabar bahwa Lazarus meninggal, Yesus tidak segera datang, tetapi Yesus masih pelayanan ke tempat lain. Setelah hari ke empat Yesus baru datang. Menurut Marta Lazarus hanya bisa dibangkit pada akhir zaman, karena Marta tahu, setelah empat hari tidak mungkin orang mati bangkit lagi. Yesus membangkitan Lazarus, dan Lazarus hidup kembali. Jika Yesus membangkitkan Lazarus hari ketiga, maka menurut cerita tradisi pada zaman itu bukanlah mujizat, tetapi Yesus membangkitkannya harus ke empat, maka semua orang yang melihat peristiwa itu mengakui bahwa itu mujizat. Mujizat menyatakan bahwa kuasa Yesus tidak dibatasi oleh kematian karena Yesus Mahakuasa. (Sumber: Makalah Kristologi berdasarkan Teologi Yohanes Karya: Tolop Marbun).

2. Yesus mampu melakukan apa yang dilakukan oleh Allah.
Yesus adalah pencipta segala sesuatu, tanpa Yesus segala sesuatunya tidak ada didunia ini, Yesus mampu menyelamatkan manusia dari dosa, Yesus bisa menyelamatkan dosa dan memberi kehidupan.  Berikut bukti bahwa Yesus adalah Pencipta, berdasarkan kitab Yohenes:

Ayat kunci yang menjadi dasar pemikiran Yohanes adalah Yohanes 1:1-3 dan 14. Dalam ayat 1, Yohanes menulis “Pada mulanya adalah Firman dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Kata Firman yang dipakai oleh Yohanes adalah Logos. Kata Logos mengandung arti Filsafat[1]. Kata Logos dikenal orang para kamu Filo sebagai “Allah yang kedua[2]”. Kamu Filo mengakui bahwa Allah menciptakan Logos, lalu oleh Logos segala sesuatunya diciptakan.  Yohanes meminjam kata Logos tetapi dengan pengertian yang berbeda. Ibu sebabnya Yohaness menegaskan “theos en ho logos” yang artinya Logos adalah Allah, bukan ciptaan. Bukan besifat Allah, karena kata asli adalah Theos bukan Theios yang artinya bersifat ilahi[3]. Jadi Logos itu adalah Allah. Yohanes tidak bermaksudnya merendahkan logos seperti yang dipahami kaum filo. Yohanes mengangkat Logos adalah Allah.
Dalam ayat 14: “Firman itu telah menjadi manusia. Dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemualiaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih dan kebenaran.”  Dalam ayat Yohanes menuliskan Logos menjadi “Sarx”. Sarx artinya daging. Logos yang menjadi sarx, penekannya  adalah kata “menjadi” bukan bermanifestasi, atau berbentuk, muncul atau menampakkan diri. Yohanes menulis kalimat berikutnya “diam diantar kita” , jadi Logos memang hidup diantar manusia. Logos yang menjadi manusia adalah Yesus, karena Yohanes memberi penekan pada ayat 14 “sebagai Anak Tunggal Bapa.


[1] Merril C Tenny,. Survey Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2003 h. 239
[2] Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, terj. H. Pidyarto O Carm, Malang: Gadung Mas, 2006 h. 313
[3] Charles C. Ryrie  Teologi Dasar Buku 1: Panduan Populer untuk Memahami Kebenaran Alkitab, terj. Antoni Stevens, Hariyono, Xavier Quentin Pranata, Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1991, h.324