Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

Apakah kami menertawakan hal yang sama?

Setiap kali kami pergi penginjilan tempat dimana kami biasa berdiri, selalu ada pengalaman yang menarik. Walau orang yang lewat tidak seperti sabtu lalu, tapi sangat berkesan. Saya menyapa seorang ibu tua dalam SeSotho (basaha local). Sayang sekali saya belum menguasa bahasa itu karena saya tau dia punya kerinduan untuk mengenal Tuhan, dia mengerti Afrikaans.  Saya coba bilang Yesus mengasihi dia, dia sangat sengat. Setelah dia pergi, team kami yang lain datang dan saya pesan mereka untuk menemui ibu itu, Puji Tuhan ibu ini menerima Tuhan Yesus dan berjanji akan temui mereka minggu depan.

Sambil menunggu jemputan, saya bilang sama teman “bisa tidak saya beroleh kemurahan dari kamu?” dia bilang dengan senang hati. Lalu saya lanjut “bisa tidak kamu transfer bahasamu ke otak saya”? dia tertawa dan terbahak-bahak. Ketika kami tiba di tempat yang kedua, kami menemukan masalah yang sama, mereka kurang bisa mengerti ingris. Sebelum pulang ada seorang bapak, dia juga kurang bisa bahasa ingris, dia bisa Afrikaans dan beberapa bahasa lokal. Akhir saya beranikan diri, tolong bicara Seshoto. Puji Tuhan saya mengerti sedikit. Teman saya juga belajar SeZulu, dia juga bicara SeZulu keteman saya. Didalam keterbatasan kami bisa tertawa bareng. (Tapi saya bertanya “apakah kami saat tertawa, kami sedang menertawakan hal  yang sama”)