Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

10 alasan cerai yang paling sering dilontarkan suami-istri

Bagaimana bisa sepasang manusia bercerai ketika mereka pernah
mengucapkan “kita akan bersama selamanya sampai maut memisahkan kita!”.
Ucapan tersebut adalah sumpah klasik dimana dua jiwa yang sedang dimabuk
cinta memantapkan kaki bersama-sama untuk mengarungi bahtera kehidupan
menuju kebahagiaan dunia akhirat.


Pernikahan adalah sebuah kemitraan yang kompleks. Perlu usaha terus
menerus untuk membina kemitraan tersebut. Kadang-kadang anda didorong
menghantam dinding sementara pada lain waktu anda berjalan dengan
mudahnya. Sama halnya seperti kehidupan, pernikahan juga memiliki pasang
surut dan anda tidak pernah tahu apa yang akan menimpa di depan.
Perceraian dan perpisahan tentu bukan cara terbaik untuk menangani
masalah perkawinan, namun seringkali terjadi. Apakah yang menjadi alasan
para pasangan tersebut bercerai? Marilah bersama-sama mencari tahu
dibawah ini dalam top 10 alasan perceraian.

*1. Prioritas Konflik*


Pasangan terbentuk ketika dua individu yang berbeda bersatu. Kita
mengetahui dengan baik bahwa tidak ada dua individu yang identik, bahkan
sangat besar perbedaan antara jenis kelamin yang berlawanan. Meskipun
seseorang dapat menaruh perhatian tentang beberapa masalah sebelum
memasuki jenang pernikahan, namun tidak mungkin mengantisipasi situasi
yang mungkin timbul di kemudian hari. Pada saat itu, reaksi dan
pandangan dari dua orang mungkin sepenuhnya bertentangan. Istri mungkin
masih ingin menghidupi keluarganya setelah menikah sementara suami
mungkin ingin dia memfokuskan semua sumber daya ke arah keluarganya
sendiri. Anda tidak pernah tahu apa yang bisa memicu badai tersebut.
Namun seharusnya semua masalah bisa dikompromikan dibanding mengambil
keputusan untuk bercerai.

*2. Alkohol*



Salah satu alasan besar perceraian adalah alkohol. Ketika konsumsi
alkohol menjadi sebuah kecanduan, maka dengan segera akan berubah
menjadi kutukan bagi pernikahan apapun. Alkohol bukan hanya
mengakibatkan keruntuhan seseorang secara fisik dan finansial tetapi
juga melemparkan malapetaka pada hubungan. Hubungan yang menjurus kasar
sering menjadi efek samping dari kecanduan alkohol. Seorang pecandu
alkohol dapat membahayakan keluarga terutama ketika ada anak-anak di
sekitar dan lama kelamaan akan menggerogoti hubungan pernikahan. Oleh
karenanya, alkohol sering menjadi penyebab untuk pasangan bercerai.

*3. Latar Belakang yang Berbeda*



Cinta antara 2 individu dalam sebuah pernikahan dengan perbedaan latar
belakang atau status sosial sering menjadi alasan pasangan bercerai.
Sesuatu yang mendasar seperti kebiasaan makan dapat menjadi bara api
yang mengarah ke sebuah ledakan. Satu individu yang vegetarian mungkin
tidak bisa duduk bersama dengan individu yang non vegetarian ketika ada
makanan non vegetarian disajikan. Sepertinya sepele namun seiring waktu
dapat menjadi penyebab gesekan antara pasangan.

*4. Masalah Mengurus Anak*



Seringkali seluruh tanggung jawab dalam mengurus anak jatuh pada istri.
Setelah mengandung selama sembilan bulan serta melalui perubahan
emosional dan fisik selama kelahiran anak, mungkin menjadi penyebab
kekhawatiran istri jika suami tidak berbagi tanggung jawab sebagai
orangtua. Hal ini terlihat bahwa pria sering menyediakan kebutuhan
anak-anaknya dan mencari nafkah untuk keluarga sebagai tanggung jawab
mereka. Tapi itu tidaklah cukup, seorang ayah perlu mengambil bagian
yang sama dalam segala hal yang berkaitan dengan anak. Ingat perkawinan
adalah kemitraan, bukan hubungan sepihak.

*5. Perbedaan agama*



Ketika seseorang terkena busur Cupid, maka semua perbedaan menghilang.
Agama, entah itu sama atau berbeda, tampaknya tidak harus menjadi
masalah jika pasangan belajar untuk menghormati keyakinan masing-masing.
Pasangan dapat masuk ke jenjang pernikahan setelah membicarakan semua
pro dan kontra, namun sesuatu yang tidak terduga bisa muncul dan dapat
menyebabkan pernikahan di ambang perceraian. Anda merayakan festival
agama yang berbeda, namun jika anda tidak memperlakukan pasangan anda
sama pentingnya maka sesuatu dapat menjadi salah penafsiran. Tapi sekali
lagi pada tahap ini kita perlu kembali melihat perasaan cinta yang
membawa mereka akhirnya memutuskan untuk menikah, bukannya menyerah.

*6. Kehilangan Pesona*



Pesona sebuah hubungan mungkin memudar seiring berjalannya waktu dan
ketika tanggung jawab bertambah. Sementara kebanyakan pasangan dapat
melalui fase tersebut, namun untuk beberapa pasangan sifat-sifat yang
monoton dapat menjadi penyebab utama kegelisahan dan akhirnya bercerai.
Dalam kasus seperti ini harus diingat bahwa hal itu terserah kepada
suami dan istri untuk menjaga pesonanya sebagai pelengkap hidup. Mereka
perlu melakukan upaya untuk membiarkan para pasangannya tahu bahwa
betapa pentingnya diri mereka dan membuat acara-acara perayaan dan sukacita.

*7. Masalah Keuangan*



Pada era modern dimana kedua pasangan dapat bekerja dan menjadi mandiri
secara finansial, pembagian dan kepemilikan aset bisa menjadi sesuatu
hal yang ‘panas’. Distribusi beban keuangan mungkin menjadi sesuatu yang
mengarah pada perselisihan perkawinan. Prinsip tidak mengganggu
pendapatan masing-masing dan berbagi biaya untuk segala sesuatu
bersama-sama dan dengan cara yang tidak menjadi beban, mungkin pilihan
yang terbaik. Ingatlah bahwa setiap kali isu-isu keuangan masuk ke dalam
suatu hubungan, lebih baik untuk memotong masalah ini langsung di pucuknya.

*8. Ketidakpuasan Seksual*


Salah satu alasan utama pasangan bercerati adalah masalah yang satu ini.
Seringkali ketidakcocokan seksual menyebabkan masalah mendalam yang
berakar dalam sebuah pernikahan. Sebuah pernikahan, seperti yang telah
dikatakan berulang di seluruh dunia, adalah sebuah persekutuan dua
individu secara emosional dan fisik. Ini adalah aspek yang sangat
penting dari pernikahan apapun dan tidak boleh diabaikan. Oleh karenanya
sangat disarankan untuk memiliki komunikasi yang terbuka antara mitra
untuk mencari jalan keluar masalah tersebut bersama-sama. Bahkan jika
perlu bantuan profesional dihadirkan dibanding mengakhiri pernikahan
dalam kasus ini.

*9. Penyiksaan*


Setiap jenis penyiksaan – baik itu fisik, mental atau emosional – dapat
menyebabkan benang dari pernikahan putus di tengah. Hanya ada satu titik
dimana seseorang, apakah itu suami atau istri, bisa mentolerir dan
ketika titik itu tersentuh hampir pasti mengakibatkan perceraian. Sering
terlihat bahwa istri diperlakukan dengan tidak baik, bukan hanya oleh
suami, bahkan juga mertua. Anda mungkin telah melakukan pembicaraan dan
mencoba untuk menyelesaikan masalah namun biasanya mereka tidak
melakukannya ketika hal-hal terjadi di luar kendali dan karenanya dalam
kasus ini pilihan bercerai lebih baik dibanding menderita secara batin.

*10. Ketidaksetiaan*



Jika ada satu hal yang tak termaafkan oleh sebagian besar pasangan, itu
adalah perselingkuhan. Kepercayaan dan cinta adalah dasar dari
pernikahan apapun. Ketika hal itu hilang maka sulit untuk mendapatkan
kembali bersama-sama. Rekonsiliasi mungkin terjadi, namun jika tidak
sebaiknya saling berpisah sebelum merugikan lebih banyak kedua individu.
Pernikahan tanpa cinta dan iman hanyalah sebuah kemitraan biasa yang
ditakdirkan untuk berakhir pada suatu waktu di masa depan dan karenanya
perselingkuhan menjadi alasan no. 1 mengapa para pasangan bercerai.

[Sumber]

Apakah kata Alkitab tentang 10 alasan tersebut? Baca: Perceraian yang Alkitabiah