Pasti anda sering mendengar pengkhotbah berkata "setiap hamba Tuhan harus punya pewahyuan" atau mereka berkata "tadi malam ketika saya berdoa, saya mendapat pewahyuan dari Allah". Benarkan hal tersebut pewahyuan?
Mari kita perhatikan tiga terminologi berikut:
Pewahyuan: adalah proses pemberian firman Tuhan kepada penulis Alkitab. Jadi ketika firman itu diberi kepada penulis Alkitab disebut pewahyuan. Pewahyuan hanya diberikan kepada penulis Alkitab, bukan kepada yang lain.
Pengilhaman: adalah proses penulisan Firman Tuhan yang sudah diwahyukan. Jadi Roh Kudus menuntun para penulis Alkitab, kata-kata apa yang mereka pakai untuk menuliskan Wahyu yang sudah diberikan Allah.
Iluminasi: adalah proses pecerahan atau penerangan Firman Tuhan kepada pembaca masa kini. Jadi ketika anda membaca ayat, lalu anda mendapatkan pencerahan yang baru, hal tersebut adalah Iluminasi.
Jadi Pewahyuan dan Pengilhaman hanya berlaku kepada penulis Alkitab. Jadi jika ada pengkhotbah yang mengatakan mereka mendapat "pewahyuan" bisa saja berati "iluminasi". Tetapi jika kata "pewahyuan" tersebut disetarakan "pewahyuan" Allah kepada penulis Alkita, jelas tidak alkitabiah, karena jika ada pewahyuan yang baru, maka Alkitab harus ditambahkan, sementara dalam kitab wahyu sudah dijelaskan "tidak bisa menambah dan mengurangi firman Tuhan".
Dilema Ilumanisai?
Saat ini ada satu alisan sesat yang menamakan dirinya iluminasi, sehingga setiap kali orang bertaka iluminasi, maka yang ada dibenak mereka adalah "anti-Kristus".Dengan adanya aliran ini maka pra pengkhotbah, lebih cenderung menggunakan "pewahyuan" tetapi tidak bermaksud untuk menambahkan.
Setelah kita mengerti terminologi ini, harusnya kita lebih baik memakai "pencerahan" atau "penerangan".