Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

Hukum Kasih dan Tunduk dalam penikahan

Pernikahan adalah surga sementara di dunia ini, tetapi bisa juga berubah menjadi neraka sementara didunia ini. Setiap lembaga didunia ini, memilik hukum. Alam juga kita ketahui bahwa anda hukumnya sering kita sebut "hukum alam". Pernikahan akan menjadi SURGA jika berjalan hukum KASIH-TUNDUK, sedangkan pernikahan menjadi neraka jika berjalan hukum "KASAR-TANDUK". Saya menggambarkannya sebagai berikut:



HUKUM KASIH-TUNDUK HUKUM KASAR -TANDUK




A. HUKUM KASIH DAN TUNDUK 
Hukum kasih dan tunduk sumbernya adalah Alkitab karena Alkitab adalah otoritas tertinggi kehidupan orang percaya. Efesus 5: 22-23:

"Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela. Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri: Siapa yang mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri. Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya.  Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat. Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya".  

Dari ayat diatas saya simpulkan ISTRI TUNDUK KEPADA SUAMI TANPA SYARAT DEMIKIAN JUGA SUMAI MENGASIHI TANPA SYARAT, disamakan seperti Jemaat Tunduk Kepada Kristus dan Kristus Mengasihi Jemaat.

Tanggung jawab istri yang pertama adalah tunduk kepada suami, karena pada prinsipnya laki-laki lebih cenderung suka dihormati dari pada dicintai saja. Cinta istri harus diwujudkan dengan penundukan diri kepada suaminya, hal ini akan membuat laki-laki bahagia dibanding dicintai tetapi tidak pernah dihormati. Perintah Tuhan adalah "tunduk tanpa syarat". Apapun keadaan suami, munkin sakit, pendidikan lebih rendah, sosial lebih rendah, pendapatan lebih rendah dibanding Istri, Istri tetap harus tunduk, tanpa syarat, karena tidak ditemukan kata "JIKA", jika sehat, jika ganteng, jika pendidikan tinggi, jika kalangan elit, atau jika gajinya lebih tinggi. Mungkin anda berdalih, "sudah tidak zaman, tunduk kepada suami yang demikian". Persoalannya bukan masalah zaman, tetapi Cinta dan Janji nikah anda. Selama anda masih punya rasa cinta, anda sebagai istri harus tunduk. Mungkin anda melanjutkan: "Sudah tidak punya rasa cinta". Anda masih punya janji nikah yang anda ucapkan dihadapan jemat, hamba Tuhan, dam Tuhan Allah. Jika anda berkata "sudah sulit", anda cukup hanya bertobat dan memulai kembali. Sulit berarti masih ada peluang.