Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

Bagaimana Cara Maksimal melayani Tuhan dalam segala hal?



Manakah yang utama kwalitas atau kwantias? jawabannya pasti akan selalu kwalitas, tetapi perlu dipertimbangkan bahwa kwantisan juga menunjukkan kwalitas.Mari kita pelajari Perumpaan yang diberikan oleh Yesus tentang talenta. ( Matius 25:15-30). Dalam perumpaan ini ada tiga hamba, yang pertama diberi lima, hamba yang kedua diberi dua dan hamba yang ketiga satu. Hamba yang pertama mengahasilkan lima, sementara hamba yang kedua menghasilkan dua, dan hamba yang ketiga tidak menghasilkan apa-apa. Apa pelajaran yang bisa kita dapatkan?

1. Kapabilitas dan Kapasitas

Tuhan memberikan kita kapabilitas dan kapasitas yang berbeda. Hamba pertama diberi Kapatias lima talenta, maka kapablitasnya adalah 5 talenta. Hamba yang kedua kapasitasnya 2 talenta, maka kabablitiasnya 2 talenta, sedankan hamba yang ketiga, kapasitas 1 talenta dan kapabilitasnya 1. Mita semua memiliki kapatasitas dan kapabilitas yang berbeda, tetap tidak ada yang lebih hebat, karena semuanya berasal dari Tuhan. Justru tanggung jawabnya yang lebih besar, yang punya kapabilitas 5, maka mereka harus menghasilkan 5, yang dua menghasilkan 2 dan yang satu menghasilkan satu.

Tuhan sudah memberikan talenta kepada kita, maka kita harus menghasilkan sesuai dengan talenta yang Tuhan berikan. Bukan masalah kwantitas talenta yang kita terima, tetapi bagaimana menghasilkan buah sesuai dengan  pemberian Tuhan. Oleh sebab itu kita tidak perlu cemburu kepada orang yang memiliki banyak talenta atau menjadi pesimis, atau merasa tidak dipakai oleh Tuhan. Tuhan melihat hati kita menggunakan talenta yang diberikan, Tuhan yang memberi perbedaan, maka Tuhan menuntut sesuai dengan kapabilitas dan kapasitas yang Dia berikan.

2. Hukum Kwalitas Maksimal

Dalam hal kita bisa melihat (walau tidak selalu) kwantitas menunjukkan kwalitas. "JIKA" yang diberi 5 talenta lalu hanya menghasilkan 2 talenta, maka dia sama dengan orang yang diberi 2 talenta menghasilkan 2 talenta. Harusnya dia bisa menghasilkan 5 talenta, tetapi hanya dihasilkan 2 saja, maka dia menyia-nyiakan 3 talenta. bagaimana dengan yang 1 talenta menghasilkan 1 talenta? Tetap sama karena orang yang harus menghasilkan 5 talenta, hanya menghasilkan dua. Ia tidak maksimal. Kwalitas yang menghasilkan 1 talenta dan 2 talenta lebih maksimal, sekalipun kwantias beda ataupun sama. Kwantistas salam konteks ini menunjukkan kwalitas.

Jadi Kwalitas Maksimal adalah menghasilkan sesuai dengan kapatias dan kababilitas yang diberikan oleh Tuhan. Yang diberi 5 harus tetap menghasilkan 5 baru disebut maksimal, kurang dari itu tidak maksimal. Yang diberi 2 harus tetap menghasilkan 2 baru disebut juga maksimal, kurang dari itu tidak maksimal. Yang diberi 1 harus tetap menghasilkan 1, jika tidak ada hasil, maka tidak maksimal. Anda perhatikan dalam bagian ini kwantitas menunjukkan kwalitas.

Orang yang memaksimalkan kwalitasnya akan menghasilkan kwantis sesuai dengan kwalitasnya. Tuhan sangat berkenan ketika kita pakai setiap talenta dengan maksimal, bukan rata-rata atau dibawah rata-rata. Seandainya hamba yang diberi 1 talenta, menghasilkan 1 talenta, tuannya akan memberikan penghargaan yang sama, tetapi dia tidak setia sehingga tidak menghasilkan apa-apa. 

Untuk kita memiliki kwalitas yang maksimal maka kita harus SETIA kepada apa yang Tuhan percayakan dalam hidup kita, maka kita berusaha menghasilkan 1 dari setiap talenta yang Tuhan berikan, jika Tuhan beri 10  Talenta, maka anda harus menghasilkan 10, jangan berbangga hari ketika anda menghasilkan 6 talenta terhadap  orang yang diberi 5 yang menghasilakan 5 Talenta. Meskipun kwantitasnya lebih banyak, tetapi kwalitasnya sangat berbeda jauh.

3. Orientasi kepada Tujuan Tuhan.

Andai kata hamba yang diberi 1 talenta, sudah berusaha dan bekerja keras tetapi tidak menghasilkan apa-apa, saya percaya tuannya pasti menghargai hatinya yang taat dan kerja kerasnya. Ada kalanya Tuhan tidak menuntut hasil, tetapi KETAATAN DAN KETEKUNAN dengan talenta yang diberikan. Sebenarnya Tuhan tidak tertarik dengan pelayanan kita, Tuhan tertarik kepada ketaatan, ketekunan dan kesetian kita untuk melakukan kehendaknya.
Kita harus berorientasi kepada Tujuan Tuhan, Jika Tujuan Tuhan kita ada hanya mendoakan orang sakit supaya orang tersebut menerima Tuhan Yesus, maka anda tidak perlu merasa kurang iman atau kurang rohani ketika orang tersebut tidak sembuh. Karena ada kalanya Tuhan mau menyelamatkan jiwanya saja tanpa mengalami kesembuhan.