Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Post Ticker

6/recent/ticker-posts

Esensi Perceraian



Esensi perceraian

Dari 10 alasan suami istri bercarai esensinya adalah “mereka tidak setia lagi”.  Mereka tidak setia lagi dengan pasangan mereka dan tidak setia dengan janji pernikahan mereka. Selama mereka masih setia dengan pernikan mereka masa semuanya masih ada solusinya. Setiap pernihakan pasti ada rintangannya, tetapi setipa rintangan juga ada solusinya.

"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya". (1 Korintus 10:13)

Firman Tuhan jelas memberikan jaminan bahwa setiap masalah kita ada solusinya, Jika Allah setia dengan penikahan anda, mengapa anda tidak setia? Selama anda setiap pasti ada solusinya. Karena Allah bekerja dalam pernikahan anda. (Roma 8:28). 

Kalau begitu adakah solusi dari ke 10 Alasan tersebut? Jawabnnya ada.

1. Sebesar apapun konfliknya, pasti ada solusinya. Alkitab membenarkan untuk pisah ranjang dalam waktu yang singkat untuk menenangkan diri (Baca 1 Korintus 7:5) dan  mencari solusi. Karena setiap keputusan yang dibuat berdasarkan emosi, pasti salah. Oleh sebab itu perlu menangkan diri, sehingga bisa FOKUS PADA SOLUSI.

2. Alkohol, sekalipun anda seorang alkoholic, ketika anda datang kepada Yesus dengan sungguh-sungguh dan bertobat, Yesus sanggup mengubahnya. (2 Korintus 5:17). Bila pasangan anda yang alkoholic, tetaplah setia, berdoa Roh Kudus sanggup mengisafkan orang pasangan anda.

3. Later belakang yang berbeda, perbedaan bukanlah satu masalah, perbedaan adalah seni, jika semuanya sama, maka kurang indah, tetapi kalau ada perbedaan akan ada keindahan. Sebelum anda menikah anda sudah tau kalau latar belakang anda berbeda, harusnya anda tidak perlu kaget dan tidak perlu memberi asalan karena hal tersebut, anda tidak mengubah latar belakang orang, dari pada anda berusaha mengubah, lebih baik  belajar menerima perbedaan tersebut dan menerimanya lapang dada.

4. Mendidik anak adalah tanggung jawab bersama, cara mendidik anak pasti ada perbedaan, anak adalah pemberian dari Tuhan, maka suami istri harus sepakat mendidik anak berdasarkan Firman Tuhan. Pebedaan akan selalu anda, tetapi anda tidak perlu bercarai karena perbedaan pendapat dalam mendidik anak. Semua tujuannya baik, anda hanya perlu berlapang dada untuk mendengarkan satu sama lain.